Puisi "Tentang Seseorang" dalam AADC karya Rako Prijanto
Tentang Seseorang
Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci
Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar
Aku mau di pasar
Bosan aku dengan penat, dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika Ku sendiri
seperti berjelaga jika Ku sendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
Bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika kusendiri
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika kusendiri
Pencinta AADC tentu sangat tidak asing dengan puisi yang sempat dibacakan oleh Cinta disebuah cafe dalam film Ada Apa Dengan Cinta pada tahun 2002 silam. Puisi karya Rako Prijanto itu berhasil meninggalkan bekas diingatan bagi seseorang usai menyaksikan film Abege itu, bagaimana tidak selain di Voice Over oleh Dian Sastro yang merupakan pemeran Cinta, puisi itu juga beberapa kali dimusikalisasikan oleh cinta seperti pada saat dikamar bersama Alya dan pada sebuah cafe bersama Rangga.
Unsur-unsur kesepian kental dalam puisi yang berjudul "Tentang seseorang" itu. Jika menilik pada filmnya bisa dikatakan puisi itu merupakan sebenar-benarnya karakter Rangga. Namun, dalam kehidupan masa kini puisi itu masih sangat lekat terutama bagi mereka yang menggaris bawahi introvert sebagai karakternya.
Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci
Sekuat apapun usaha kamu untuk tersenyum, hati selalu tidak bisa memberikan ruang untuk keganjilannya. Kadang mungkin kamu berfikir tidak akan pernah ada seseorang lain yang mampu mengerti apa yang tengah kamu rasakan sekalipun pasangan bahkan diri sendiri kadang ada saat-saat dimana kita menjadi sangat bodoh untuk memahami perasaan sendiri. Kita merasa bahwa Kesepian itu terus menggerogoti, waktu seakan berlari meninggalkan kita sangat jauh. Dan disinilah kita harus memilih tetap berada pada titik ketidaknyamanan atau bangkit untuk mengenal lingkungan. – Perlu Waktu.
Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar
Aku mau di pasar
Bosan aku dengan penat, dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika Ku sendiri
seperti berjelaga jika Ku sendiri
Bukan tidak pernah berada dikeramaian, kesepian adalah bentuk kesendirian yang sempurna, kamu mungkin pernah berada diantara banyak orang pada sebuah pertunjukan namun yang kau fikirkan bukan tentang apa yang sedang berada dihadapanmu melainkan hal yang kamu sendiri sulit mengerti, kamu ikut tertawa tapi hatimu tidak, kamu mengangguk setuju tapi hatimu tidak, kamu sering dibuat kalut oleh kesepian itu. Dan sendirian dalam suatu ruangan serupa kamu berperang dengan kesepian itu, antara mau dan tidak mau, iya tidak iya.
Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
Sebenarnya tak selamanya sepi itu buruk, dengan kesepian kita dapat belajar mengontrol naik turunnya emosi bahwa tidak setiap apa yang mudah kita rasakan, orang lain pun mudah memahami bahkan mengerti, bagi seorang introvert mungkin telah khatam ayat tentang kesepian yang membuatnya lebih dewasa dan mandiri. Tapi tahukah ? Kesepian bisa membuat seorang introvert menjadi buas seperti singa, meraung-raung menangis dengan pintu kamar tertutup, melempar apapun barang yang berada didekatnya.
Puisi " Tentang Seseorang" dalam AADC adalah gambaran kesepian sang introvert sesungguhnya, lihat dan rasakan saja liriknya yang sendu, atau kau mau mencoba sensasinya membaca puisi ini sendirian dalam tengah malam yang sepi. Bosan aku dengan penat, dan enyah saja kau pekat, seperti berjelaga jika kusendiri.
Twitter : @_Alifadill
Instagram : Alifadill
Facebook : Alifadill
Komentar